Selasa, 25 September 2012

PROPOSAL

    JUDUL PROPOSAL 
  Usaha kucing hias “Choo Choo Petshop”

I. LATAR BELAKANG MASALAH
Kemampuan dan kemauan untuk membuka usaha bukan hanya didominasi kalangan suasta, mahasiswa selayaknya juga memiliki etos kerja sebaik para pengusaha atau bahkan lebih. Di era sekarang, bukan zamanya mahasiswa melulu kuliah. Berbagai aktifitas diluar kegiatan sebagai praktik perkuliahan terbukti bisa mendukung penguasaan materi kuliah bahkan bisa menghasilkan pendapatan yang menjanjikan. Hobi mahasiswa yang tersalurkan dengan baik, bisa menciptakan sebuah lapangan pekerjaan. Salah satu diantara hobi tersebut adalah jual beli kucing hias.
Keinginan para mahasiswa penggemar kucing hias untuk dapat memiliki dan memeliharanya semakin besar. Bila dulu hanya suka melihat atau memperhatikanya, kini mereka ingin untuk membeli dan merawatnya,serta menjadikanya sebagai hiburan tersendiri yang menggemaskan karena kelucuanya. Walaupun sangat sibuk, umumnya mahasiswa dan masyarakat penggemar kucing hias masih memiliki waktu ubtuk merawat kucing kesayanganya disela-sela aktivitasnya sehari-hari.
Mahasiswa Universitas Jambi cukup banyak, dan kebanyakan suka dengan kucing hias. Hal ini tidak berlaku pada mahasiswa putri saja, mahasiswa putra pun banyak yang menyukai kucing hias, sehingga bisa dikatakan sebagai penggemar.
Jika diasumsikan atau kami prediksi terjual 6 sampai 8 ekor kucing hias tiap bulan, dalam hal ini jenis Persia dan Angora, maka keuntungan yang didapatkan sebesar kurang lebih Rp.5.000.000,- sampai Rp. 20.000.000,- untuk jenis Persia. Sedangkan untuk jenis Angora sebesar Rp. 3.000.000,- sampai Rp. 5.000.000,-.
Harga yang relative lebih murah daripada tempat lain yang sejenis untuk kucing hias sekelas Persia dan Angora, bisa menjadi daya tarik penggemar kucing hias. Harga pasaran di tempat lain untuk jenis Angora dan Persia umur 2 bulanan masing-masing Rp. 600.000,- dan Rp. 2.000.000,- per ekor. Sedangkan di tempat kami “Choo Choo Petshop”, masing-masing Rp. 500.000,- dan Rp. 1.900.000,- per ekor. Secara umum harga tersebut sudah terhitung murah di pasaran. Hal ini karena kami ingin lebih memperkenalkan hobi terhadap kucing hias kepada para mahasiswa serta masyarakat pada umumnya. Sehingga semakin banyak kalangan penggemar kucing hias yang dapat menyalurkan hobinya.
Kecintaan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya terhadap kucing hias yang tinggi itulah menginspirasi saya Mentari untuk membuat usaha pet shop dengan nama “Choo Choo Petshop”. Berbekal kegemaran untuk memelihara kucing hias yang dimiliki beberapa anggota kelompok kami, saya merasa yakin usaha ini sangat menjanjikan bagi mahasiswa. Sebelumnya salah satu anggota kelompok kami mempunyai pengalaman bahwa kucing hias miliknya, pernah ditawar oleh rekan dari orang tuanya yang kebetulan berkunjung kerumah, hal itu karena menurut orang tersebut kucing itu sangat bagus bahkan penampilanya pun lebih menarik daripada kucing hias miliknya yang harganya lebih mahal.
Memang kalau kita terlanjur cinta terhadap kucing hias, berapapun jumlah kucing yang telah kita miliki pastilah akan merasa kurang puas jika melihat kucing sejenis yang memiliki karakter dan tampilan yang berbeda. Sehingga bisa dikatakan kalau kucing hias selalu menarik hati peminatnya, bahkan tidak sedikit penggemar yang menomor duakan harga untuk mendapatkan kucing tersebut. Saya lebih tertarik untuk memilih usaha ini karena ada beberapa pertimbangan, diantaranya,
(1) kucing jenis ini masih belum banyak yang memelihara padahal penggemarnya sangat banyak,
(2) pengelolaan bisnis yang tidak terlalu rumit,
(3) bisa dilakukan sebagai pekerjaan sampingan,
(4) peluang bisnis yang masih terbuka,
(5) keuntungan yang relatif besar.

II. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Bentuk Usaha Choo Choo Petshop yang akan dirancang?
2. Bagaimana teknis pelaksanaan usaha yang dijalankan ?
3. Bagaimana perhitungan hasil usahanya di lingkungan sekitar kampus UNJA?
4. Bagaimana Bentuk Evaluasi Pelaksanaanya?

III. TUJUAN PROGRAM
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia dengan kesadaran pastilah memiliki tujuan, begitu pula dengan pengajuan proposal ini. Diharapkan setelah proposal ini disetujui,  
(1) Mempermudah para mahasiswa untuk menyalurkan hobinya akan kucing ras,
(2) Serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi mahasiswa sehingga mengurangi             
     ketergantungan kepada orang tua.


IV. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Program kreativitas mahasiswa kewirausahaan ini, diharapkan bisa mewujudkan rancangan usaha yang kami rencanakan sehingga usaha ini bisa berjalan, usaha ini mampu bersaing dengan usaha sejenis di tempat lain sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha kucing hias “choo choo petshop” ini pantas untuk dikembangkan.
V. KEGUNAAN PROGRAM
Para mahasiswa khususnya yang mempunyai hobi memelihara kucing hias akan menyalurkan hobinya dengan budget yang relatif lebih terjangkau jika dibandingkan dengan harga kucing hias di tempat lain.
Perbandingan Choo Choo Petshop dengan tempat lain
Pertimbangan Choo Choo petshop Tempat Lain
Persia Angora Persia Angora
Harga Anakan Rp 1.000.000,- Rp 300.000,- Rp. 1.200.000,- Rp. 400.000,-
Kualitas Kesehatan Lebih Terjamin Sulit Dipastikan

VI. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Mahasiswa kampus diasumsikan sebagai konsumen kucing hias yang mempunyai potensi yang cukup besar. Hal ini dapat kami ketahui dari survey yang kami lakukan, bila sebelumnya para mahasiswa hanya terpaku pikirannya di pasar hewan seperti Splendid, Jatim Park ataupun mungkin di Pet Shop yang lain yang menawarkan harga yang relative tinggi, maka dengan adanya Choo Choo Petshop ini hal semacam itu tidak terjadi lagi sehingga dapat dijangkau kantong mahasiswa pecinta kucing hias.

Input Choo Choo Petshop adalah 2 ekor indukan kucing betina yang siap kawin terdiri dari Jenis yaitu Persia dan Angora.

Output Choo Choo Petshop adalah anakan kucing yang mana setelah berumur kurang lebih 2 bulan anakan tersebut siap untuk dijual. Adapun proses perkawinannya dilakukan dengan system kawin sewa (dilakukan kerjasama dengan rekanan). Sistem kawin tersebut dengan rincian untuk jenis Persia terkena biaya sebesar Rp 500.000,- sedangkan untuk Anggora terkena biaya sebesar Rp 150.000,- .
Dalam menghitung rincian biaya ini kami mengasumsikan bahwa setiap induk akan menghasilkan 4 ekor anak, dengan biaya makan selama 2 bulan sebesar Rp. 50.000,- per ekor dan biaya perawatan selama 2 bulan sebesar Rp. 20.000,- per ekor, jadi kita mengestimasi harga pokok kucing sbb :
A. Persia sebesar = Rp 200.000,-
Dengan rincian :
Ongkos Kawin =Rp. 500.000 = Rp. 125.000,-

Biaya Makan (2kg) Pelet = Rp. 50.000,-
Biaya Perawatan = Rp. 20.000,- Rp. 200.000,
B. Angora sebesar = Rp 92.500,-
Dengan rincian :
Ongkos Kawin = Rp. 150.000 = Rp. 37.500,-

Biaya Makan (2kg) Pelet = Rp. 50.000,-
Biaya Perawatan = Rp. 20.000,-                         
                                                                    Total Rp. 92.500,-


Dari perhitungan diatas kami dapat mengasumsikan laba satu induk kucing dalam setiap periode kawin, sebagai berikut :

A. Persia
Harga Jual Per Ekor (2 bulan) =Rp. 750.000,-
Harga Pokok Per Ekor =(Rp. 200.000,-)
Laba Per Ekor = Rp. 570.000,-
B. Angora
Harga Jual Per Ekor (2 bulan) = Rp. 300.000,-
Harga Pokok Per Ekor = (Rp. 92.500,-)
Laba Per Ekor = Rp. 207.500,-
Usaha ini cocok untuk dikembangkan karena kucing jenis ini banyak peminatnya, selain daripada itu harga dari kucing jenis ini bergerak pada kisaran relative terjangkau oleh para peminatnya jika didapatkan di Choo Choo Petshop.
VII. METODE PELAKSANAAN
1. Melakukan pendekatan secara personal terhadap mahasiswa yang memiliki hobi memelihara kucing hias.
2. Melakukan penawaran kepada para penghobi kucing hias.
3. Mendirikan outlet kecil di sekitar kampus.
 VIII. LAMPIRAN
Analisis SWOT Usaha Choo Choo Petshop di lingkungan kampus UNJA
A. Strenghten (Kelebihan)
1. Jumlah peminat besar.
2. Tempat Usaha di sekitar kampus dinilai sangat strategis karena letak Choo Choo petshop      dilalui mahasiswa ketika berangkat maupun pulang kuliah.
3. Jenis usaha ini tidak rumit dan mudah dijalankan.

B. Weakness (Kelemahan)
1. Usaha ini memerlukan modal besar terutama untuk mendapatkan indukan kucing.
2. Biaya kawin sewa yang seharusnya dapat dieliminasi untuk mengurangi harga pokok kucing anakan yang menjadi output usaha ini.
3. Tempat usaha yang belum permanent karena keterbatasab modal.

C. Opportunity (Peluang)
Dengan pertimbangan modal yang terbatas, dimungkinkan akan menghasailkan laba yang relatif besar. Sehingga dirasa lebih mudah untuk melakukan ekspansi usahanya.

D. Threaten (tantangan/ancaman)
Selama ini usaha sejenis memiliki modal yang relatif besar sehingga dirasa lebih mudah untuk melakukan ekspansi usahanya.

 IX. GAMBARAN PRODUK
Anakan kucing yang kita tawarkan adalah anakan kucing yang kisaran umurnya kurang lebih 2 bulan. Hal ini sangat jarang ditemukan pada tempat-tempat lain.
RINCIAN DANA
No. Jenis Biaya Besarnya Biaya (Rp)
1. Harga indukan betina siap kawin                                   2. Biaya Kawin
a. Persia                  RP. 2.400.000,-                                 a. Persia  Rp. 500.000,-
b. Anggora              Rp. 900.000,-                                    b. Anggora  Rp. 150.000,-


3. Kandang
a. Buatan Sendiri (1X1,5m)      Rp. 100.000,-
b. Khusus @ 150.000 (2buah) Rp. 300.000,-

4. Pakan 4 Sak (8 anak dan 2 induk) @ Rp. 140.000
5. Vitamin ( 8 anak dan 2 induk) Rp. 240.000,-
6. Shampo 10 buah ( 2 induk selama 5 bulan) Rp. 250.000,-
7. Transportasi (2 Sepeda Motor) Rp. 320.000,-
8. Sewa Tempat Rp. 280.000,-

                                                                                         Total Rp. 5.580.000,-

Minggu, 23 September 2012

Choo petshop




Rasa cinta Mentari seorang Mahasiswi Universitas Unja Mendalo atau yang biasa disapa Tari akan hewan peliharaan tercermin dari raut wajahnya yang berbinar ketika menceritakan hewan-hewan di petshop-nya. Saat berbincang-bincang  remaja yang juga hobi menulis ini sempat menuturkan kiat memelihara hewan peliharaan, “Jangan memanusiakan hewan karena itu akan menyalahi kodrat alami mereka.”
Bagi Tari dan keluarga, hewan tak seperti manusia. Mereka tak berpikir, mereka hanya merespon energi pemiliknya karenanya sang pemilik wajib memberikan energi positif kepada hewan peliharaan. Dalam merawat serta memelihara hewan sebaiknya jangan anggap mereka seperti anak sendiri dengan memberikan perhatian berlebihan serta fasilitas yang didasari pada hasrat sang pemilik yang sebenarnya tak dibutuhkan oleh hewan. “Tetaplah menganggap hewan sebagai hewan. Saya cukup mencintainya dan memenuhi kebutuhan alaminya. Treat your pet well,” saran Tari.
Sesuai pengakuan Tari kepada saya Rahma juwita selaku mewawancarainya, bisnisnya yakni Choo Choo Pet Shop didirikan kurang lebih sekitar 1-3 tahun dengan bermodal pinjaman dari keluarga dan berkeyakinan semata-mata untuk menghasilkan uang atau keuntungan berlimpah. “Bisnis kami adalah bisnis hobi. Kami  menjual produk yang dapat diproduksi secara massal dan dijual dalam jumlah banyak,” jelasnya. Choo Choo Pet Shop melibatkan makhluk hidup lain yang memerlukan waktu untuk berkembang biak serta pemeliharaan dan perawatan yang tepat.


Tari beserta Wahyu seorang kekasih sekaligus rekan bisnis nya, lebih mementingkan kualitas serta kesehatan pet sebelum ada pelanggan yang berminat membelinya dari mereka. Keduanyapun menerapkan sistem pembelian hewan peliharaan dengan sebelumnya memasang foto anakan pets di internet dan mengarahkan calon pembeli untuk mengunjungi serta membaca blog Choo PetShop terlebih dahulu sebelum datang ke tempat mereka. Bagi Tari, hal itu sangat penting agar calon pembeli bisa tahu kondisi hewan peliharaan yang akan mereka beli. Selain untuk memuaskan hati pelanggan, cara ini juga berguna untuk memastikan bahwa hewan peliharaan yang berasal dari toko online mereka dalam kondisi sehat.
Bercerita mengenai awal pendirian usaha petshop online-nya, Tari menuturkan mulanya konsep bisnis Choo Choo Pet Shop.com adalah online petshop kucing speciality yakni menjual beragam jenis kucing hias hasil ternak sendiri di rumahnya yang berlokasi di arizona, Jambi, serta menyediakan dan menjual pakan, vitamin atau obat dan beragam perlengkapan khusus kucing. Strategi online diambil Tari dan sang kekasih dengan alasan dapat meminimalisasi biaya sebab tak perlu mengeluarkan uang untuk menggaji karyawan sebagaimana halnya bila mereka memiliki toko. Berbekal sarana yang memang sudah dimiliki yaitu koneksi internet dan laptop, Sary menganggap online merupakan konsep yang jauh lebih praktis dalam berbisnis. Merekapun bisa membagi waktu dengan lebih efisien, kapan harus mengelola bisnis.
Walau berasal dari hobi, Tari bukan terhindar dari suka duka dalam melakoni bisnis petshop kucing speciality ini. Mulai dari perawatan dan pemeliharaan kucing yang dilakukannya tanpa campur tangan orang lain hingga proses pengiriman yang riskan kematian hingga membuat tari lebih peka lagi akan kelangsungan hidup kucing nya itu setelah terlepas dari pengasuhan mereka. Pengalaman tak menyenangkan juga dialami pasangan kekasih itu ketika melihat ada pihak yang hanya mengambil keuntungan (money oriented) dari hewan yang mereka pelihara tanpa memerdulikan kebutuhan dasar serta kebahagiaannya.
Berangkat dari pengalaman pahit itu, Petshop mendaur ulang konsep awal yang semula hanya sebatas petshop kucing speciality menjadi  Services dengan harapan dapat menjadi animal breeder yang lebih baik, knowledgeable animal lover dan mampu membagi pengetahuan kepada sesama animal lover yang lainnya. Dimulai pada Januari 2011, yang semula berisi foto-foto kucing yang dijual dan beberapa foto produk diubah menjadi blog yang berisi foto-foto pets yang mereka pelihara lengkap beserta dengan kegiatan serta artikel seputar perawatan dan pemeliharaan hewan. Menurut Tari, kekuatan personal menjadi kekuatan utama dalam meningkatkan personal branding Choo petshop. Bersamaan dengan itu, minatnya terhadap pets semakin luas dan tak hanya terbatas pada kucing saja.


Dengan penapatan sekitar lebih dari 5.000.000 atau 5 juta perbulan nya. dan pengelurannya sekitar 5 juta sehingga saya harus bs mengatur pengeluaran dan pendapatan yang setabil sehingga saya Menanggapi kompetitor, Tari tak memperlakukan mereka sebagai pesaing bisnis melainkan teman yang saling melengkapi. Sebab menurutnya dari mereka-lah, tari memeroleh ilmu mengenai perawatan hewan. Tary pun dengan senang hati akan merekomendasikan ke breeder lain yang telah dikenal dan memiliki reputasi baik bila hewan peliharaan yang diinginkan konsumen tak dimiliki oleh Choo petshop .

Mengenai jangka pendek dan panjang dalam mengelola Choo petshop, Tary beserta kekasih menyimpan sejumlah harapan yakni terus meningkatkan personal branding Choo Choo Petshop.Com(jangka pendek) serta memiliki sebuah tempat yang lebih luas untuk mewujudkan konsep Petshop sebagai pet services yang tak hanya sekedar menjadi animal breeder tapi juga mampu menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan dan perawatan hewan dengan harga terjangkau (jangka panjang). “Perjalanan untuk kami, masih panjang. Saat ini masih berproses. Kami sudah puas dengan setiap tahapan yang kami lewati tapi tidak akan berhenti sampai impian kami tentang Choo Choo Petshop jelasnya.
Harapan Tari akan Petshop nyamerupakan sikap optimisnya terhadap peluang bisnis yang dilakoninya ini di masa yang akan datang. Tari  yakin bisnis itu akan bergerak positif seiring dengan energi positif yang selalu dikeluarkannya dalam mengelola petshop. “Saya yakin akan selalu bagus karena selalu ada animal lover dan segala sesuatu yang dilandasi cinta will last forever,” ucapnya kepada Rahma melalui wawancara  beberapa waktu lalu.